KEBUDAYAAN BALI
Bali berasal
dari kata “Bal” dalam bahasa Sansekerta berarti “Kekuatan”, dan “Bali”
berarti “Pengorbanan” yang berarti supaya kita tidak melupakan kekuatan
kita. Supaya kita selalu siap untuk berkorban. Bali mempunyai 2 pahlawan
nasional yang sangat berperan dalam mempertahankan daerahnya yaitu I
Gusti Ngurah Rai dan I Gusti Ketut Jelantik.
Provinsi bali merupakan salah satu provinsi yang cukup terkenal di
Indonesia karena merupakan salah satu aset devisa negara Indonesia yang
cukup tinggi di bidang pariwisatanya. Ibukota Provinsi Bali adalah
Denpasar. Provinsi bali sendiri tidak hanya terdiri dari pulau (dewata)
Bali saja, namun juga terdiri dari banyak pulau yang lain, contohnya
pulau Nusa Penida, Nusa Lembongan, Nusa Ceningan, dan lain – lain.
Provinsi Bali secara astronomis terletak di 8° LS dan 115° BT. Daerah
ini masih memiliki iklim tropis seperti Provinsi lainnya di Indonesia.
Secara geografis provinsi ini berbatasan dengan Provinsi Jawa Timur,
dan Selat Bali di sebelah barat, Laut Bali di sebelah utara, samudera
hindia di sebelah selatan, dan Selat Lombok di sebelah timur. Penduduk
Bali terdiri dari dua, yaitu penduduk asli Bali atau disebut juga Bali
Aga (baca :bali age) dan penduduk bali keturunan Majapahit. Sedangkan
kebudayaan Bali memiliki kebudayaan yang khas karena secara belum
terpengaruhi oleh budaya lain.
Kebudayaan Bali pada hakikatnya dilandasi oleh nilai-nilai yang
bersumber pada ajaran agama Hindu. Masyarakat Bali mengakui adanya
perbedaaan ( rwa bhineda ), yang sering ditentukan oleh faktor ruang ( desa ), waktu ( kala ) dan kondisi riil di lapangan (patra ). Konsep desa, kala, dan patra menyebabkan
kebudayaan Bali bersifat fleksibel dan selektif dalam menerima dan
mengadopsi pengaruh kebudayaan luar. Pengalaman sejarah menunjukkan
bahwa komunikasi dan interaksi antara kebudayaan Bali dan budaya luar
seperti India (Hindu), Cina, dan Barat khususnya di bidang kesenian
telah menimbulkan kreatifitas baru dalam seni rupa maupun seni
pertunjukkan. Tema-tema dalam seni lukis, seni rupa dan seni
pertunjukkan banyak dipengaruhi oleh budaya India. Demikian pula budaya
Cina dan Barat/Eropa memberi nuansa batu pada produk seni di Bali.
Proses akulturasi tersebut menunjukkan bahwa kebudayaan Bali bersifat
fleksibel dan adaptif khususnya dalam kesenian sehingga tetap mampu
bertahan dan tidak kehilangan jati diri (Mantra 1996).
Kebudayaan Bali sesungguhnya menjunjung tinggi nilai-nilai
keseimbangan dan harmonisasi mengenai hubungan manusia dengan Tuhan ( parhyangan ), hubungan sesama manusia (pawongan ), dan hubungan manusia dengan lingkungan ( palemahan ), yang tercermin dalam ajaran Tri Hita Karana (tiga
penyebab kesejahteraan). Apabila manusia mampu menjaga hubungan yang
seimbang dan harmonis dengan ketiga aspek tersebut maka kesejahteraan
akan terwujud.
Selain nilai-nilai keseimbangan dan harmonisasi, dalam kebudayaan Bali juga dikenal adanya konsep tri semaya yakni persepsi orang Bali terhadap waktu. Menurut orang Bali masa lalu (athita ), masa kini ( anaghata ) dan masa yang akan datang ( warthamana )
merupakan suatu rangkaian waktu yang tidak dapt dipisahkan satu dengan
lainnya. Kehidupan manusia pada saat ini ditentukan oleh hasil perbuatan
di masa lalu, dan perbuatan saat ini juga menentukan kehidupan di masa
yang akan datang. Dalam ajaran hukum karma phaladisebutkan
tentang sebab-akibat dari suatu perbuatan, perbuatan yang baik akan
mendapatkan hasil yang baik. Demikian pula seBaliknya, perbuatan yang
buruk hasilnya juga buruk atau tidak baik bagi yang bersangkutan.
UNSUR – UNSUR BUDAYA
BAHASA
Bahasa Bali adalah sebuah bahasa Austronesia dari cabang Sundik dan lebih spesifik dari anak cabang Bali-Sasak. Bahasa ini terutama dipertuturkan di pulau Bali, pulau Lombok bagian barat, dan sedikit di ujung timur pulau Jawa.
Di Bali sendiri Bahasa Bali memiliki tingkatan penggunaannya, misalnya
ada yang disebut Bali Alus, Bali Madya dan Bali Kasar. Yang halus
dipergunakan untuk bertutur formal misalnya dalam pertemuan di tingkat
desa adat, meminang wanita, atau antara orang berkasta rendah dengan
berkasta lebih tinggi. Yang madya dipergunakan di tingkat masyarakat
menengah misalnya pejabat dengan bawahannya, sedangkan yang kasar
dipergunakan bertutur oleh orang kelas rendah misalnya kaum sudra atau
antara bangsawan dengan abdi dalemnya, Di Lombok bahasa Bali terutama
dipertuturkan di sekitar kota Mataram, sedangkan di pulau Jawa bahasa
Bali terutama dipertuturkan di beberapa desa di kabupaten Banyuwangi.
Selain itu bahasa Osing, sebuah dialek Jawa khas Banyuwangi, juga
menyerap banyak kata-kata Bali. Misalkan sebagai contoh kata osing yang berarti “tidak” diambil dari bahasa Bali tusing. Bahasa Bali dipertuturkan oleh kurang lebih 4 juta jiwa.
TEKNOLOGI
Masyarakat Bali telah mengenal dan berkembang system
pengairan yaitu system subak yang mengatur pengairan dan penanaman di
sawah-sawah. Dan mereka juga sudah mengenal arsitektur yang mengatur
tata letak ruangan dan bangunan yang menyerupai bangunan Feng Shui.
Arsitektur merupakan ungkapan perlambang komunikatif dan edukatif. Bali
juga memiliki senjata tradisional yaitu salah satunya keris. Selain
untuk membela diri, menurut kepercayaan bila keris pusaka direndam dalam
air putih dapat menyembuhkan orang yang terkena gigitan binatang
berbisa.
D. ORGANISASI SOSIAL
a). Perkawinan
Rangkaian tahapan pernikahan adat Bali adalah sebagai berikut:
Upacara Ngekeb
Acara ini bertujuan untuk mempersiapkan calon pengantin wanita dari
kehidupan remaja menjadi seorang istri dan ibu rumah tangga memohon doa
restu kepada Tuhan Yang Maha Esa agar bersedia menurunkan kebahagiaan
kepada pasangan ini serta nantinya mereka diberikan anugerah berupa
keturunan yang baik.
Setelah itu pada sore harinya, seluruh tubuh calon pengantin wanita
diberi luluran yang terbuat dari daun merak, kunyit, bunga kenanga, dan
beras yang telah dihaluskan. Dipekarangan rumah juga disediakan wadah
berisi air bunga untuk keperluan mandi calon pengantin. Selain itu air
merang pun tersedia untuk keramas.
Sesudah acara mandi dan keramas selesai, pernikahan adat bali akan
dilanjutkan dengan upacara di dalam kamar pengantin. Sebelumnya dalam
kamar itu telah disediakan sesajen. Setelah masuk dalam kamar biasanya
calon pengantin wanita tidak diperbolehkan lagi keluar dari kamar sampai
calon suaminya datang menjemput. Pada saat acara penjemputan dilakukan,
pengantin wanita seluruh tubuhnya mulai dari ujung kaki sampai
kepalanya akan ditutupi dengan selembar kain kuning tipis. Hal ini
sebagai perlambang bahwa pengantin wanita telah bersedia mengubur masa
lalunya sebagai remaja dan kini telah siap menjalani kehidupan baru
bersama pasangan hidupnya.
Mungkah Lawang ( Buka Pintu )
Seorang utusan Mungkah Lawang bertugas mengetuk pintu kamar tempat
pengantin wanita berada sebanyak tiga kali sambil diiringi oleh seorang
Malat yang menyanyikan tembang Bali. Isi tembang tersebut adalah pesan
yang mengatakan jika pengantin pria telah datang menjemput pengantin
wanita dan memohon agar segera dibukakan pintu.
Upacara Mesegehagung
Sesampainya kedua pengantin di pekarangan rumah pengantin pria,
keduanya turun dari tandu untuk bersiap melakukan upacara Mesegehagung
yang tak lain bermakna sebagai ungkapan selamat datang kepada pengantin
wanita. kemudian keduanya ditandu lagi menuju kamar pengantin. Ibu dari
pengantin pria akan memasuki kamar tersebut dan mengatakan kepada
pengantin wanita bahwa kain kuning yang menutupi tubuhnya akan segera
dibuka untuk ditukarkan dengan uang kepeng satakan yang ditusuk dengan
tali benang Bali dan biasanya berjumlah dua ratus kepeng
Madengen–dengen
Upacara ini bertujuan untuk membersihkan diri atau mensucikan kedua
pengantin dari energi negatif dalam diri keduanya. Upacara dipimpin oleh
seorang pemangku adat atau Balian
Mewidhi Widana
Dengan memakai baju kebesaran pengantin, mereka melaksanakan upacara
Mewidhi Widana yang dipimpin oleh seorang Sulingguh atau Ida Peranda.
Acara ini merupakan penyempurnaan pernikahan adat bali untuk
meningkatkan pembersihan diri pengantin yang telah dilakukan pada acara –
acara sebelumnya. Selanjutnya, keduanya menuju merajan yaitu tempat
pemujaan untuk berdoa mohon izin dan restu Yang Kuasa. Acara ini
dipimpin oleh seorang pemangku merajan
Mejauman Ngabe Tipat Bantal
Beberapa hari setelah pengantin resmi menjadi pasangan suami istri,
maka pada hari yang telah disepakati kedua belah keluarga akan ikut
mengantarkan kedua pengantin pulang ke rumah orang tua pengantin wanita
untuk melakukan upacara Mejamuan. Acara ini dilakukan untuk memohon
pamit kepada kedua orang tua serta sanak keluarga pengantin wanita,
terutama kepada para leluhur, bahwa mulai saat itu pengantin wanita
telah sah menjadi bagian dalam keluarga besar suaminya. Untuk upacara
pamitan ini keluarga pengantin pria akan membawa sejumlah barang bawaan
yang berisi berbagai panganan kue khas Bali seperti kue bantal, apem,
alem, cerorot, kuskus, nagasari, kekupa, beras, gula, kopi, the, sirih
pinang, bermacam buah–buahan serta lauk pauk khas bali.
b). Kekerabatan
Adat menetap diBali sesudah menikah mempengaruhi
pergaulan kekerabatan dalam suatu masyarakat. Ada macam 2 adat menetap
yang sering berlaku diBali yaitu adat virilokal adalah adat yang
membenarkan pengantin baru menetap disekitar pusat kediaman kaum kerabat
suami,dan adat neolokal adalah adat yang menentukan pengantin baru
tinggal sendiri ditempat kediaman yang baru. Di Bali ada 3 kelompok klen
utama (triwangsa) yaitu: Brahmana sebagai pemimpin upacara, Ksatria
yaitu : kelompok-klompok khusus seperti arya Kepakisan dan Jaba yaitu
sebagai pemimpin keagamaan.
c). Kemasyarakatan
Desa, suatu kesatuan hidup komunitas
masyarakat bali mencakup pada 2 pengertian yaitu : desa adat dan desa
dinas (administratif). Keduanya merupakan suatu kesatuan wilayah dalam
hubungannya dengan keagamaan atau pun adat istiadat, sedangkan desa
dinas adalah kesatuan admistratif. Kegiatan desa adat terpusat pada
bidang upacara adat dan keagamaan, sedangkan desa dinas terpusat pada
bidang administrasi, pemerintahan dan pembangunan.
E. MATA PENCAHARIAN
Pada umumnya masyarakat bali bermata
pencaharian mayoritas bercocok tanam, pada dataran yang curah hujannya
yang cukup baik, pertenakan terutama sapi dan babi sebagai usaha penting
dalam masyarakat pedesaan di Bali, baik perikanan darat maupun laut
yang merupakan mata pecaharian sambilan, kerajinan meliputi kerajinan
pembuatan benda anyaman, patung, kain, ukir-ukiran, percetakaan, pabrik
kopi, pabrik rokok, dll. Usaha dalam bidang ini untuk memberikan
lapangan pekerjaan pada penduduk. Karena banyak wisatawan yang
mengunjungi bali maka timbullah usaha perhotelan, travel, toko kerajinan
tangan.
F. RELIGI
Agama yang di anut oleh sebagian orang Bali adalah
agama Hindu sekitar 95%, dari jumlah penduduk Bali, sedangkan sisanya 5%
adalah penganut agama Islam, Kristen, Katholik, Budha, dan Kong Hu Cu.
Tujuan hidup ajaran Hindu adalah untuk mencapai keseimbangan dan
kedamaian hidup lahir dan batin.orang Hindu percaya adanya 1 Tuhan dalam
bentuk konsep Trimurti, yaitu wujud Brahmana (sang pencipta), wujud
Wisnu (sang pelindung dan pemelihara), serta wujud Siwa (sang perusak).
Tempat beribadah dibali disebut pura. Tempat-tempat pemujaan leluhur
disebut sangga. Kitab suci agama Hindu adalah weda yang berasal dari
India.
Orang yang meninggal dunia pada orang Hindu diadakan upacara Ngaben
yang dianggap sanggat penting untuk membebaskan arwah orang yang telah
meninggal dunia dari ikatan-ikatan duniawinya menuju surga. Ngaben itu
sendiri adalah upacara pembakaran mayat. Hari raya umat agama hindu
adalah Nyepi yang pelaksanaannya pada perayaan tahun baru saka pada
tanggal 1 dari bulan 10 (kedasa), selain itu ada juga hari raya
galungan, kuningan, saras wati, tumpek landep, tumpek uduh, dan siwa
ratri.
Pedoman dalam ajaran agama Hindu yakni : (1).tattwa (filsafat
agama), (2). Etika (susila), (3).Upacara (yadnya). Dibali ada 5 macam
upacara (panca yadnya), yaitu (1). Manusia Yadnya yaitu upacara masa
kehamilan sampai masa dewasa. (2). Pitra Yadnya yaitu upacara yang
ditujukan kepada roh-roh leluhur. (3).Dewa Yadnya yaitu upacara yang
diadakan di pura / kuil keluarga.(4).Rsi yadnya yaituupacara dalam
rangka pelantikan seorang pendeta. (5). Bhuta yadnya yaitu upacara untuk
roh-roh halus disekitar manusia yang mengganggu manusia.
KESENIAN
Bukan hanya keindahan alamnya saja yang menarik dari Bali, namun
keagungan tradisi masyarakatnya juga banyak menarik bahkan banyak dikaji
oleh orang-orang diluar Bali. Sebagaimana diketahui Bali memang kaya
akan berbagai kesenian tradisional, pakaian adat, bahasa, dan tradisi
keagamaan yang mewarnai realitas kehidupan masyarakat Bali. Ialah Tari
Barong dan Tari Kecak yang menjadi salah satu tarian tradisional khas
Bali yang sudah terkenal kemana-mana.
Apa menariknya dari kedua tarian ini? Kedua tarian ini bisa dikata
sebagai ikon kesenian tradisional Bali yang diangkat ke level nasional
bahkan internasional. Seringkali kedua tarian ini dijadikan sebagai
media promosi efektif paket-paket wisata di Bali oleh berbagai agen dan
biro perjalanan wisata. Bahkan hampir seluruh agen maupun biro
perjalanan wisata ke Bali selalu mengajak tamunya untuk menyaksikan Tari
Barong dan Tari Kecak ini.
Pada umumnya, kedua tarian ini diadakan oleh sebuah kelompok (Sakeha)
seni tari tradisional yang ada di setia-setiap desa di Bali. Seperti di
Desa Batubulan misalnya, terdapat beberapa Sakeha yang memiliki jenis
tarian yang sama dengan Sekeha lainnya. Perbedaan diantara
kelompok-kelompok itu ada pada bentuk pelayanan dan tempat
pertunjukkannya saja. Pada setiap pertunjukkan di Batubulan, biasanya
tarian pertama yang digelar adalah Tarian Barong yang digabung dengan
Tari Keris sehingga keduanya dikenal dengan Tari Barong dan Tari Keris.
Tari Barong
Tari Barong mengambarkan pertarungan yang sengit antara kebaikan
melawan kejahatan. Barong vs Rangda ialah dua eksponen yang saling
kontradiktif satu dengan yang lainnya. Barong dilambangkan dengan
kebaikan, dan lawannya Rangda ialah manifestasi dari kejahatan. Tari
Barong biasanya diperankan oleh dua penari yang memakai topeng mirip
harimau sama halnya dengan kebudayaan Barongsai dalam kebudayaan China.
Sedangkan Rangda berupa topeng yang berwajah menyeramkan dengan dua gigi
taring runcing di mulutnya.
Tari Kecak
Tari Kecak pertama kali diciptakan pada tahun 1930 yang dimainkan
oleh laki-laki. Tari ini biasanya diperankan oleh banyak pemain
laki-laki yang posisinya duduk berbaris membentuk sebuah lingkaran
dengan diiringi oleh irama tertentu yang menyeruakan “cak” secara
berulang-ulang, sambil mengangkat kedua tangannya. Tari Kecak ini
menggambarkan kisah Ramayana di mana saat barisan kera membantu Rama
melawan Rahwana.
Sumber:
http://de-kill.blogspot.com/2009/04/sekilas-budaya-bali.html
http://rezaciprulkun.blogspot.com/2010/10/kebudayaan-bali.html
http://wawanoutsider.wordpress.com/2010/04/05/kebudayaan-bali/
http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Bali
http://pernikahanadat.blogspot.com/2010/01/pernikahan-adat-bali.html
http://blognikah.com/tata-cara-pernikahan-adat-bali/
http://bali.panduanwisata.com/pura-hindu-bali/agama-hindu-sebagai-keyakinan-mayoritas-masyarakat-bali/
http://bali.panduanwisata.com/blog/tari-barong-dan-tari-kecak/
Selasa, 04 Juni 2013
KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAAN
KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAAN
NAMA NPM
DWI
HARSUWENDO 19112352
ERWINSYAH SITOMPUL 19112384
MIZWAR BADAWI 19112258
RUDY KRISTIAN 19112227
SOLEHUDDIN 19112320
DOSEN :
SULISTINING TRIMULYANI
KELAS : 4KA36
A. Pendekatan
kesusastraan.
Ilmu
Budaya Dasar, yang semula dinamakan Basic Humanities, berasal dari bahasa
Inggris the humanities. Istilah ini berasal dari bahasa latin Humanus, yang
berarti manusiawi, berbudaya, dan halus. Dengan mempelajari the humanities
orang akan menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Jadi the
humanities berkaitan dengan masalah nilai, yaitu nilai kita sebagai homo
humanus.
Untuk
menjadi homo humanus, manusia harus mempelajari ilmu, yaitu the humanities,
disamping tanggung jawabnya yang lain. Apa yang dimasukkan kedalam the
humanities masih dapat diperdebatkan, dan kadang-kadang disesuaikan dengan
keadaan dan waktu. Pada umunmya the humanities mencakup filsafat, teologi, seni
dan cabang-cabangnya tennasuk sastra, sejarah, cerita rakyat, clan. sebaginya.
Pada pokoknya semua mempelajari masalah manusia dan budaya. Karena itu ada yang
menterjemahkan the humanities menjadi ilmu-ilmu kemanusiaan, ada juga yang
menterjemahkan menjadi pengetahuan budaya.
Karena
seni adalah ekspresi yang sifatnya tidak normatif, seni lebih mudah
berkomunikasi. Karena tidak normatif, nilai-nilai yang disampaikannya lebih
fleksibel, baik isinya maupun cara penyampaiannya. Hampir disetiap jaman,
sastra mempunyai peranan yang lebih penting. Alasan pertama, karena sastra
mempergunakan bahasa. Sementara itu, bahasa mempunyai kemampuan untuk menampung
hampir semua pemyataan kegiatan manusia. Dalam usahanya untuk memahami dirinya
sendiri, yang kemudian melahirkan filsafat, manusia mempergunakan bahasa.
Sastra
adalah Sastra (Sanskerta: शास्त्र,
shastra) merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta śāstra, yang berarti
“teks yang mengandung instruksi” atau “pedoman”, dari kata dasar śās- yang
berarti “instruksi” atau “ajaran”. Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa
digunakan untuk merujuk kepada “kesusastraan” atau sebuah jenis tulisan yang
memiliki arti atau keindahan tertentu.
Yang
agak bias adalah pemakaian istilah sastra dan sastrawi. Segmentasi sastra lebih
mengacu sesuai defenisinya sebagai sekedar teks. Sedang sastrawi lebih mengarah
pada sastra yang kental nuansa puitis atau abstraknya. Istilah sastrawan adalah
salah satu contohnya, diartikan sebagai orang yang menggeluti sastrawi, bukan
sastra.
Selain
itu dalam arti kesusastraan, sastra bisa dibagi menjadi sastra tertulis atau
sastra lisan (sastra oral). Di sini sastra tidak banyak berhubungan dengan
tulisan, tetapi dengan bahasa yang dijadikan wahana untuk mengekspresikan
pengalaman atau pemikiran tertentu.
Dalam
usahanya untuk memahami alam semesta, yang kemudian melahirkan ilmu
pengetahuan, manusia mempergunakan bahasa. Dalam usahanya untuk mengatur
hubungan antara sesamanya yang kemudian melahirkan ilmu-ilmu sosial, manusia
mempergunakan bahasa. Dengan demikian, manusia dan bahasa pada haketnya adalah
satu.
Kenyataan
inilah mempermudah sastra untuk berkomunikasi. Sastra juga lebih mudah
berkomunikasi, karena pada hakekatnya karya sastra adalah penjabaran abstraksi.
Sementara itu filsafat, yang juga mempergunakan bahasa, adalah abstraksi. Cinta
kasih, kebahagian, kebebasan, dan lainnya yang digarap oleh filsafat adalah
abstrak. Sifat abstrak inilah yang menyebabkan filsafat kurang berkomunikasi.
Ada tiga hal
yang berkaitan dengan pengertian sastra, yaitu ilmu sastra, teori sastra, dan
karya sastra :
A. Ilmu sastra adalah ilmu pengetahuan yang
menyelidiki secara ilmiah berdasarkan metode tertentu mengenai segala hal yang
berhubungan dengan seni sastra. Ilmu sastra sebagai salah satu aspek kegiatan
sastra meliputi hal-hal berikut.
·
Teori sastra, yaitu cabang ilmu sastra yang mempelajari tentang asas-asas,
hukum-hukum, prinsip dasar sastra, seperti struktur, sifat-sifat, jenis-jenis,
serta sistem sastra.
·
Sejarah sastra, yaitu ilmu yang mempelajari sastra sejak timbulnya hingga
perkembangan yang terbaru.
·
Kritik sastra, yaitu ilmu yang mempelajari karya sastra dengan memberikan
pertimbangan dan penilaian terhadap karya sastra. Kritik sastra dikenal juga
dengan nama telaah sastra.
·
Filologi, yaitu cabang ilmu sastra yang meneliti segi kebudayaan untuk mengenal
tata nilai, sikap hidup, dan semacamnya dari masyarakat yang memiliki karya
sastra.
Keempat
cabang ilmu tersebut tentunya mempunyai keterkaitan satu sama lain dalam rangka
memahami sastra secara keseluruhan.
B.
Teori sastra adalah asas-asas dan prinsip-prinsip dasar mengenai sastra dan
kesusastraan.
C. Seni
sastra adalah proses kreatif menciptakan karya seni dengan bahasa yang baik,
seperti puisi, cerpen/novel, atau drama.
Karya sastra
pada dasarnya adalah sebagai alat komunikasi antara sastrawan dan masyarakat
pembacanya. Karya sastra selalu berisi pemikiran, gagasan, kisahan, dan amanat
yang dikomunikasikan kepada pembaca. Untuk menangkap ini, pembaca harus mampu
mengapresiasikannya. Pengetahuan tentang pengertian sastra belum lengkap bila
belum tahu manfaatnya. Horatius mengatakan bahwa manfaat sastra itu berguna dan
menyenangkan. Secara lebih jelas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.
Karya sastra dapat membawa pembaca terhibur melalui berbagai kisahan yang
disajikan pengarang mengenai kehidupan yang ditampilkan. Pembaca akan
memperoleh pengalaman batin dari berbagai tafsiran terhadap kisah yang
disajikan.
2.
Karya sastra dapat memperkaya jiwa/emosi pembacanya melalui pengalaman hidup
para tokoh dalam karya.
3.
Karya sastra dapat memperkaya pengetahuan intelektual pembaca dari gagasan,
pemikiran, cita-cita, serta kehidupan masyarakat yang digambarkan dalam karya.
4.
Karya sastra mengandung unsur pendidikan. Di dalam karya sastra terdapat
nilai-nilai tradisi budaya bangsa dari generasi ke generasi. Karya sastra dapat
digunakan untuk menjadi sarana penyampaian ajaran-ajaran yang bermanfaat bagi
pembacanya.
5.
Karya sastra dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan atau penelitian tentang
keadaan sosial budaya masyarakat yang digambarkan dalam karya sastra tersebut
dalam waktu tertentu.
Menurut
Koentjaraningrat sebagaimana dikutip Abdul Chaer dan Leonie dalam bukunya
Sosiolinguistik bahwa bahasa bagian dari kebudayaan. Jadi, hubungan antara
bahasa dan kebudayaan merupakan hubungan yang subordinatif, di mana bahasa
berada dibawah lingkup kebudayaan.10 Namun pendapat lain ada yang mengatakan
bahwa bahasa dan kebudayaan mempunyai hubungan yang koordinatif, yakni hubungan
yang sederajat, yang kedudukannya sama tinggi.
Masinambouw
menyebutkan bahwa bahasa dan kebudayaan merupakan dua sistem yang melekat pada
manusia. Kalau kebudayaan itu adalah sistem yang mengatur interaksi manusia di
dalam masyarakat, maka kebahasaan adalah suatu sistem yang berfungsi sebagai
sarana berlangsungnya interaksi itu.
Masalah
sastra dan seni sangat erat hubungannya dengan ilmu budaya dasar, karena
materi-materi yang diulas oleh ilmu budaya dasar ada yang berkaitan dengan
sastra dan seni.Budaya Indonesia sanagat menunjukkan adanya sastra dan seni
didalamnya. Latar belakang IBD dalam konteks budaya, negara dan masyarakat
Indonesia berkaitan dengan masalah sebagai berikut :
1.
Kenyataan bahwa bangsa indonesia berdiri atas suku bangsa dengan segala
keanekaragaman budaya yg tercemin dalam berbagai aspek kebudayaannya, yg
biasanya tidak lepas dari ikatan2 primordial, kesukaan, dan kedaerahan .
2.
Proses pembangunan yg sedang berlangsung dan terus menerus menimbulkan dampak
positif dan negatif berupa terjadinya perubahan dan pergeseran sistem nilai
budaya sehingga dengan sendirinya mental manusiapun terkena pengaruhnya .
3.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menimbulkan perubahan kondisi kehidupan
mausia, menimbulkan konflik dengan tata nilai budayanya, sehingga manusia
bingung sendiri terhadap kemajuan yg telah diciptakannya .
Karena seni memegang peranan penting, maka seniman sebagai pencipta karya seni juga penting, meskipun yang lebih penting adalah karyanya. Seniman adalah media penyampai nilai-nilai kemanusiaan. Kepekaannya menyebabkan dia mampu menangkap hal yang lepas dart pengamatan orang lain.
Ilmu
Budaya Dasar adalah salah satu mata kuliah yang diberikan dalam satu semester,
sebagai bagian dart MKDU. Ilmu Budaya Dasar tidak dimaksudkan untuk mendidik
alti-ahli dalam salah satu bidang keahlian yang tennasuk didalam pengetahuan
budaya ( The Humanities ), Akan tetapi Ilmu Budaya Dasar semata-mata sebagai
salah satu usaha mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas
wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nilai budaya.
Pada
waktu menggunakan karya sastra, misalnya. Mahasiswa tidak perlu mengetahui
sejarah sastra, teori sastra, kritik sastra, dan sebaginya. Memang seperti
cabang-cabang the humanities lainnya, dalam Ilmu Budaya Dasar sastra tidak
diajatkan sebagai salah satu disiplin ilmu. Sastra disini digunakan sebagai
alat untuk membahas masalah-masalah kemanusiaan yang dapat membantu mahasiswa
untuk menjadi lebih humanus.
Demikian
juga filsafat, musik, seni rupa, dan sebagainya.
Orientasi the Humanities adalah ilmu : dengan mempelajari satu atau sebagian dart disiplin ilmu yang tercakup dalam the humanities, mahasiswa diharapkan dapat menjadi homo humanus yang lebih baik.
Orientasi the Humanities adalah ilmu : dengan mempelajari satu atau sebagian dart disiplin ilmu yang tercakup dalam the humanities, mahasiswa diharapkan dapat menjadi homo humanus yang lebih baik.
Pokok-pokok yang terkandung dari
beberapa devinisi kebudayaan
1. Kebudayaan yang terdapat antara
umat manusia sangat beragam
2. Kebudayaan didapat dan diteruskan
melalui pelajaran
3. Kebudayaan terjabarkan dari
komponen-komponen biologi, psikologi dan sosiologi
4. Kebudayaan berstruktur dan
terbagi dalam aspek-aspek kesenian, bahasa, adat istiadat,
budaya daerah dan budaya nasional
Ilmu Budaya Dasar Merupakan
Pengetahuan Tentang Perilaku Dasar-Dasar Dari Manusia. Unsur-unsur kebudayaan
1. Sistem Religi/ Kepercayaan
2. Sistem organisasi kemasyarakatan
3. Ilmu Pengetahuan
4. Bahasa dan kesenian
5. Mata pencaharian hidup
6. Peralatan dan teknologi
B. Ilmu Budaya Dasar
Yang Dihubungkan Dengan Prosa
Istilah prosa banyak padanannya. Kadang-kadang disebut narrative fiction,
prose fiction atau hanya fiction saja. Istilah tadi sering
diterjemahkan menjadi cerita rekaan dan didefinisikan sebagai bentuk cerita
atau prosa kisahan yang mempunyai pemeran, lakuan, peristiwa dan alur yang
dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi.
Dalam
kesusasteraan Indonesia kita mengenal jenis Prosa Lama dan Prosa
Baru.
o Prosa
Lama meliputi :
1.
Dongeng.
2.
Hikayat.
3.
Sejarah.
4.
Epos.
5.
Cerita Pelipur Lara.
o Prosa
Baru meliputi :
1.
Cerpen.
2.
Novel.
3.
Biografi.
4.
Kisah
5.
Otobiografi.
contoh prosa:
Ya Allah Kau datangkan lagi Ramadhan buatku
Ketika aku masih saja tak mampu mensyukuri RamadhanMU yang lalu
Hari hari Mu masih saja kulalui
Tanpa isi
Tanpa makna
Tanpa syukur
Bahkan dengan sikap Takabur
Ya Allah Kau datangkan lagi Ramadhan buatku
Ketika aku masih saja tak mampu mensyukuri RamadhanMU yang lalu
Hari hari Mu masih saja kulalui
Tanpa isi
Tanpa makna
Tanpa syukur
Bahkan dengan sikap Takabur
Kadang kami masih saja lupa bahwa
Engkaulah Penentu
Kadang kami masih saja merasa kebenaran itu hanya punyaku
Yang lain bukan makhlukMU,
Yang lain bukan UmatMU
Kadang kami masih saja merasa kebenaran itu hanya punyaku
Yang lain bukan makhlukMU,
Yang lain bukan UmatMU
Dalam Doaku……
Sering kusampaikan dengan memaksa
Seolah akulah yang lebih tahu,dariMU, Sang Mahatahu
Doaku bukan harapan , tapi itu keharusan
Dan ketika ada satu yang tak KAU kabulkan
Seolah hilang seluruh nikmat yang KAU limpahkan
(ijar@ujecentre.com)
Sering kusampaikan dengan memaksa
Seolah akulah yang lebih tahu,dariMU, Sang Mahatahu
Doaku bukan harapan , tapi itu keharusan
Dan ketika ada satu yang tak KAU kabulkan
Seolah hilang seluruh nikmat yang KAU limpahkan
(ijar@ujecentre.com)
C. Nilai-nilai dalam
prosa fiksi
Adapun
nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra antara lain :
1.
Prosa fiksi memberikan kesenangan
Keistimewaan
kesenangan yang diperoleh dari membaca fiksi adalah pembaca mendapatkan
pengalaman sebagaimana mengalami sendiriperistiwa tersebut.
2.
Prosa fiksi memberikan informasi
Fiksi
memberikan sejenis informasi yang tidak terdapat di dalam ensiklopedi.
3.
Prosa fiksi memberikan warisan kultural
Prosa
fiksi dapat menstimuli imaginasi, dan merupakan sarana bagi pemindahan
yang tak henti-hentinya dan warisan budaya bangsa.
4.
Prosa memberikan keseimbangan wawasan
Lewat
prosa fiksi seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman-pengalaman
dengan banyak individu.
Berkenaan
dengan moral, karya sastra dapat dibagi menjadi dua:
1. Karya
sastra yang menyuarakan aspirasi zamannya mengajak pembaca untuk mengikuti apa
yang dikehendaki zamannya. Kebanyakan karya sastra Indonesia di zaman Jepang
yang dikelompokkan ke dalam kelompok ini.
2. Karya
sastra yang menyuarakan gejolak zamannya, biasanya tidak mengajak pembaca untuk
melakukan sesuatu, akan tetapi untuk merenung.
D. Ilmu Budaya Dasar
Yang Dihubungkan Dengan Puisi
Puisi
adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenai kehidupan manusia, alam dan
Tuhan melalui media bahasa yang artistik/estetik yang secara padu dan utuh
dipadatkan kata-katanya.
Puisi
adalah Puisi (dari bahasa Yunani kuno: ποιέω/ποιῶ (poiéo/poió) = I create)
adalah seni tertulis di mana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk
tambahan, atau selain arti semantiknya.
Penekanan
pada segi estetik suatu bahasa dan penggunaan sengaja pengulangan, meter dan
rima adalah yang membedakan puisi dari prosa. Namun perbedaan ini masih
diperdebatkan. Beberapa ahli modern memiliki pendekatan dengan mendefinisikan
puisi tidak sebagai jenis literatur tapi sebagai perwujudan imajinasi manusia,
yang menjadi sumber segala kreativitas. Selain itu puisi juga merupakan curahan
isi hati seseorang yang membawa orang lain ke dalam keadaan hatinya.
Baris-baris
pada puisi dapat berbentuk apa saja (melingkar, zigzag dan lain-lain). Hal
tersebut merupakan salah satu cara penulis untuk menunjukkan pemikirannnya.
Puisi kadang-kadang juga hanya berisi satu kata/suku kata yang terus
diulang-ulang. Bagi pembaca hal tersebut mungkin membuat puisi tersebut menjadi
tidak dimengerti. Tapi penulis selalu memiliki alasan untuk segala ‘keanehan’
yang diciptakannya. Tak ada yang membatasi keinginan penulis dalam menciptakan
sebuah puisi. Ada beberapa perbedaan antara puisi lama dan puisi baru
Namun
beberapa kasus mengenai puisi modern atau puisi cyber belakangan ini makin
memprihatinkan jika ditilik dari pokok dan kaidah puisi itu sendiri yaitu
‘pemadatan kata’. kebanyakan penyair aktif sekarang baik pemula ataupun bukan
lebih mementingkan gaya bahasa dan bukan pada pokok puisi tersebut.
Didalam
puisi juga biasa disisipkan majas yang membuat puisi itu semakin indah. Majas
tersebut juga ada bemacam, salah satunya adalah sarkasme yaitu sindiran
langsung dengan kasar.
contoh puisi :
AKU
Kalau sampai waktuku
'Ku mau tak seorang 'kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerajang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak peduli
Aku mahu hidup seribu tahun lagi
March 1943 (Chairil Anwar )
'Ku mau tak seorang 'kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerajang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak peduli
Aku mahu hidup seribu tahun lagi
March 1943 (Chairil Anwar )
Kepuitisan,
keartistikan atau keestetikaan bahasa puisi disebabkan oleh kreatifitas penyair
dalam membangun puisinya dengan menggunakan :
1. Figura
bahasa seperti gaya personifikasi (penjelmaan), metafora
(kiasan), perbandingan, alegori (kiasaan), sehingga puisi menjadi
segar dan menarik.
2. Kata-kata
yang ambiquitas , yaitu kata-kata yang bermakna ganda.
3. Kata-kata
yang berjiwa yaitu kata-kata yang sudah diberi suasana tertentu,
berisi perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa
hidup.
4. Kata-kata
yang konotatif yaitu kata-kata yang sudah diberi
tambahan nilai-nilai rasa dan asosiasi-asosiasi tertentu.
Adapun
alasan-alasan yang mendasari penyajian puisi pada perkuliahan
Ilmu Budaya Dasar adalah sebagai berikut:
1. Hubungan
puisi dengan pengalaman hidup manusia;
Perekaman
dan penyampaiaan pengalaman dalam sastra puisi disebut “pengalaman
perwakilan” .Pendekatan terhadap pengalaman perwakilan itu dapat dilakukan
dengan suatu kemampuan yang disebut “imaginative entry”, yaitu kemampuan
menghubungkan pengalaman hidup sendiri dengan pengalaman yang dituangkan
penyair dalam puisinya.
2. Puisi
dan keinsyafan/kesadaran individual;
Dengan
membaca puisi, mahasiswa dapat diajak untuk menjenguk hati/pikiran manusia,
baik orang lain maupun diri sendiri, karena melalui puisinya sang penyair
menunjukkan kepada pembaca bagian dalam hati manusia, ia menjelaskan pengalaman
setiap orang.
3. Puisi
dan keinsyafan sosial.
Puisi
juga memberikan kepada manusia tentang pengetahuan manusia sebagai mahluk
sosial yang terlibat dalam isue dan problem sosial. Secara
imajinatif puisi dapat menafsirkan situasi dasar manusia sosial yang bisa
berupa:
o Penderitaan
atas ketidakadilan;
o Perjuangan
untuk kekuasaan;
o Konflik
dengan sesamanya;
o Pemberontakan
kepada hukum Tuhan.
Puisi–puisi umumnya sarat akan
nilai-nilai etika, estetika dan juga kemanusiaan. Salah satu nilai kemanusiaan
yang banyak mewarnai puisi-puisi adalah cinta kasihyang terdapat di
dalamnya kasih sayang, cinta, kemesraan dan renungan.
DAFTAR
PUSTAKA :
1. http:\\elearninggunadarma.com
Langganan:
Postingan (Atom)