SISTEM KEAMANAN PERBANKAN
Beberapa
tahun belakangan ini dunia perekonomian Indonesia mengalami bebarapa
permasalahan yang di anggap bisa menggoyahkan perekonomian Indonesia.
Dalam kali ini yang akan saya bahas adalah permasalahan dalam dunia
perbankan Indonesia. Sistem keamana dalam perbankan Indonesia bisa di
bilang sangat memprihatinkan. Karena, terdapat banyak sekali
kasus-kasus kejahatan perbankan. Berikut adalah sembilan kasus
perbankan pada kuartal pertama yang dihimpun oleh Strategic Indonesia
melalui Badan Reserse Kriminal Mabes Polri:
1.
Pembobolan Kantor Kas Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tamini Square.
Melibatkan supervisor kantor kas tersebut dibantu empat tersangka dari
luar bank. Modusnya, membuka rekening atas nama tersangka di luar bank.
Uang ditransfer ke rekening tersebut sebesar 6 juta dollar AS. Kemudian
uang ditukar dengan dollar hitam (dollar AS palsu berwarna hitam)
menjadi 60 juta dollar AS.
2.
Pemberian kredit dengan dokumen dan jaminan fiktif pada Bank
Internasional Indonesia (BII) pada 31 Januari 2011. Melibatkan account
officer BII Cabang Pangeran Jayakarta. Total kerugian Rp 3,6 miliar.
3.
Pencairan deposito dan melarikan pembobolan tabungan nasabah Bank
Mandiri. Melibatkan lima tersangka, salah satunya customer service bank
tersebut. Modusnya memalsukan tanda tangan di slip penarikan, kemudian
ditransfer ke rekening tersangka. Kasus yang dilaporkan 1 Februari
2011, dengan nilai kerugian Rp 18 miliar.
4.
Bank Negara Indonesia (BNI) Cabang Margonda Depok. Tersangka seorang
wakil pimpinan BNI cabang tersebut. Modusnya, tersangka mengirim berita
teleks palsu berisi perintah memindahkan slip surat keputusan kredit
dengan membuka rekening peminjaman modal kerja.
5.
Pencairan deposito Rp 6 miliar milik nasabah oleh pengurus BPR tanpa
sepengetahuan pemiliknya di BPR Pundi Artha Sejahtera, Bekasi, Jawa
Barat. Pada saat jatuh tempo deposito itu tidak ada dana. Kasus ini
melibatkan Direktur Utama BPR, dua komisaris, komisaris utama, dan
seorang pelaku dari luar bank.
6.
Pada 9 Maret terjadi pada Bank Danamon. Modusnya head teller Bank
Danamon Cabang Menara Bank Danamon menarik uang kas nasabah
berulang-ulang sebesar Rp 1,9 miliar dan 110.000 dollar AS.
7.
Penggelapan dana nasabah yang dilakukan Kepala Operasi Panin Bank
Cabang Metro Sunter dengan mengalirkan dana ke rekening pribadi.
Kerugian bank Rp 2,5 miliar.
8.
Pembobolan uang nasabah prioritas Citibank Landmark senilai Rp 16,63
miliar yang dilakukan senior relationship manager (RM) bank tersebut.
Inong Malinda Dee, selaku RM, menarik dana nasabah tanpa sepengetahuan
pemilik melalui slip penarikan kosong yang sudah ditandatangani nasabah.
9.
Konspirasi kecurangan investasi/deposito senilai Rp 111 miliar untuk
kepentingan pribadi Kepala Cabang Bank Mega Jababeka dan Direktur
Keuangan PT Elnusa Tbk. (Nina Dwiantika/Kontan)
Bisa
kita lihat dari daftar kasus diatas bahwa renggangnya pengawasan di
dunia perbankan menyebabkan terjadinya kasus-kasus tersebut. Seharusnya
pemerintah khususnya bank sentral dapat mengontrol dunia perbankan
sehingga meminimalisir terjadinya pencucian uang atau kasus-kasus
kejahatan yang lainnya.
Selain itu juga terdapat tiga faktor keamanan yang harus mendapat perlindungan dalam sistem keamanan bank diantaranya :
1. kerahasiaan (security),
2. integritas (integrity), dan
3. ketersediaan (availability).
Tujuan
sistem keamanan tersebut harus diimplementasikan pada saat pengembangan
sistem aplikasi perbankan. Langkah awalnya adalah mengidentifikasi
risiko-risiko yang potensial terjadi pada saat penggunaan teknologi
komputer atau teknologi informasi untuk operasional perbankan. Para
nasabah belakangan dihantui kekhawatiran yang tinggi atas nasib
simpanannya di bank menyusul peristiwa pembobolan rekening via ATM di
beberapa kota. Pihak perbankan tampaknya kini mulai memperbaiki standar
dan prosedur keamanannya. Namun, nasabah pun dituntut lebih hati-hati.
Para
peretas telah menemukan cara menghadapi generasi terbaru perangkat
keamanan perbankan online yang dimiliki bank. Setelah masuk ke situs
nyata bank, pemegang rekening sebenarnya sedang ditipu tawaran
pelatihan dalam ‘upgrade sistem keamanan’ baru ini. Uang nasabah
kemudian berpindah dari akun nasabah ke peretas. Parahnya, proses ini
tersembunyi dari pengguna. Para ahli mengatakan, nasabah sebaiknya
mengikuti aturan resmi bank untuk menggunakan antivirus terbaru dan
berwaspada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar